KAUL – KAUL

KAUL KEMURNIAN

Konst. Art. 9 : Melalui kaul kemurnian, kita berkomitmen untuk tetap hidup selibat dan menjauhkan diri dari segala sesuatu yang bertentangan dengan keutamaan kristiani dari hidup selibat. Kita tidak menikah dan mempercayakan hidup kita kepada misteri cinta Allah. Kita menerima kesepian hati yang merupakan bagian dari kaul.

Konst. Art. 10 : Hidup selibat yang dipersembahkan kepada Allah adalah hidup yang berpusat pada cinta. Cinta Allah begitu mem- pesona kita sehingga segala sesuatu yang lain menjadi tidak berarti. Kehadiran Allah memenuhi seluruh hidup kita dan membuat kita bebas demi Kerajaan-Nya yang ada di tengah- tengah kita dan masih akan mencapai kepenuhannya

KAUL KEMISKINAN

Konst. Art. 13 : Ketika Yesus mengutus murid-murid-Nya untuk mewartakan Kerajaan Allah, Ia berpesan untuk tidak membawa apa-apa dalam perjalanan mereka: baik tongkat, pakaian, makanan, ataupun uang. Mereka diutus ke dunia tanpa membawa apa- apa. Kita mau hidup dalam semangat ini: tidak melekat pada hal-hal yang memberikan jaminan kepastian tetapi mem- percayakan diri kepada Allah yang mengetahui apa yang kita butuhkan.

Konst. Art. 14 : Dengan kaul kemiskinan, secara pribadi kita tidak memiliki apapun. Semua yang kita terima sebagai hadiah, donasi, pensiun atau asuransi, dan yang kita peroleh melalui karya adalah milik komunitas. Semua itu dipercayakan kepada kita untuk dikelola dan dibagi bersama dengan rekan-rekan dan mereka yang membutuhkan. Kita bekerja keras untuk menghidupi komunitas dan karya kerasulan. Kita bermurah hati dalam hal waktu dan pelayanan kita. Kita tergantung pada komunitas untuk memenuhi kebutuhan hidup, dan kita mempertanggung-jawabkan penggunaan segala sesuatu kepada pemimpin komunitas.

KAUL KETAATAN

Konst. Art. 17 : Sepanjang hidup-Nya, Yesus membiarkan diri diarahkan oleh kehendak Bapa. Melalui kaul ketaatan, kita mengikuti jejak- Nya.

Konst. Art. 18 : Sebagai pribadi dan komunitas kita mencari kehendak Allah pada masa kini. Injil, tradisi Gereja, tulisan Pendiri, tradisi Kongregasi, pengalaman pribadi dan tanda-tanda zaman, semuanya menunjukkan jalan bagi kita.

Konst. Art. 19 : Melalui dialog satu sama lain dan bersama mereka yang dipanggil kepada kepemimpinan partisipatif, kita tetap terbuka terhadap gerakan dan bimbingan Roh Kudus. Dalam semangat ketaatan, kita serahkan keputusan terakhir di tangan para pemimpin.

Konst. Art. 20 : Melalui kaul-kaul kita mewajibkan diri, secara bebas, untuk taat kepada para pemimpin kita, manakala mereka men- jalankan tugas kepemimpinan sesuai dengan Konstitusi. Kita mengakui bahwa wewenang tertinggi dalam Kongregasi ada pada Bapa Suci

Konst. Art. 21 : Ketaatan religius membuat kita bebas, sehingga dalam iman kita dapat menanggapi panggilan Roh Kudus dan tetap setia kepada kharisma kita. Artinya: selalu dan dalam segala situasi kita mencari apa yang Tuhan minta dari kita.